Monday, October 19, 2015

No Title Needed

Sempat tercipta sebuah lagu untuk kisah ini, mungkin bagi ku membuat sebuah lagu bukanlah hal yang spesial, ya sama seperti sebelumnya dan sebelumnya juga.
Hanya saja sekarang bedanya aku mengambil resiko yang cukup besar dengan hati yang masih penuh selotip dimana-mana.
Tunggu dulu, ada lagi yang berbeda...
dimana egoku?
dimana amarahku?
dimana ambisiku?
bagaimana bisa semua yang dia lakukan tidak membuatku protes dan marah-marah seperti sebelumnya?

aku takut ini salah, aku takut melihat dia yang terlalu sempurna di mataku, aku takut membuat dia kecewa dan pergi begitu saja, aku takut.. aku takut... aku hanya terlalu takut untuk merasakan sakit hati lagi.


Aku benci melihat wajahnya, karena tiap kali aku melihat wajahnya, tiap kali itu juga aku jatuh cinta.
apa ini?
bagaimana bisa aku jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama setiap hari?

Aku benci mendengar suaranya, karena tiap kali aku mendengar suaranya, tiap kali itu juga aku merasa tenang dan nyaman.
apa ini?
berbahaya kah aku berada di zona nyaman terlalu larut seperti ini?

Dan yang paling parah lagi, aku kesal tiap kali merasakan rasa sayang yang diberikannya padaku..
Ini yang paling aku benci, apa-apaan dia? kenapa begitu manis?

aku hanya ingin ini terus mengalir, tidak untuk berhenti di suatu hari tapi biarlah terus mengalir..
Tuhan sangat baik, semua yang aku mau selalu di berikanNya, tapi apa boleh aku meminta dia untuk menjadi imamku?

No comments:

Post a Comment

Thanks for comment ^_^